PEMERIKSAAN WAJAH DAN LEHER.
WAJAH.
Periksa wajah
pasien saat istirahat. Ada baiknya anda membuat pola sendiri untuk ini. Penulis
menganjurkan pemeriksaan dimulai dari inspeksi
umum, bergerak ke mata , mulut , dan kemudian leher. Ururtanya tidak penting asalkan
semua aspek diperiksa.
Pastikan anda meminta mereka untuk :
a.
Melihat keatas selagi anda dengan lembut menarik
kebawah kelopak bawah mata mereka sehingga konjungtive
terlihat.
b.
Membuka mulut lebar –lebar untuk melihat bagian
dalam mulut mereka.
c.
Menjulurkan lidah
mereka.
Dalam pemeriksaan kardiovaskuler
, anda perlu mencari secara khusus :
a.
Ikterus
: tampak seperti warna kuing di skelera.
b.
Anemia
: tampak seperti konjungtiva yang
terlalu pucat (disini diperlukan latihan)
c.
Xantalesma
: lesi kuning meninggi yang terutama
terbentuk disektiar mata, menunjukan kolestrol serum yang tinggi.
d.
Arkus kornea
: cincin kuning yang terlihat di iris.
Signifikan pada pasien dibawah 40 tahun tetapi tidak pada kelompok yang lebih
tua.
e.
Mitral
facues : pipi kemerahan yang mengisyaratkan stenosis mitral.
f.
Sianosis
: tampak seperti warna kebiruan dibibir
dan lidah.
g.
Arkus
palatum yang tinggi : mengisyaratkan
penyakit seperti sindrom marfan.
h.
Higiene
gigi : sering sebagai sumber
organisme endokarditis.
Denyut karotis
Pada tahap ini
denyut karotis juga perlu diperiksa.
Tekanan vena jugularis (JVP;
jugular venous pressure ).
Teori :
Vena jugularis berhubungan langusung
dengan vena cava superior dan atrium
kanan tanpa dihalangi oleh katup.
Karena itu, perubahan dalam tekanan di atrium kanan akan mengahantarkan
gelombang tekanan ke vena ini yang
kemudian dapat dilihat dileher. Dengan mengukur ketinggian denyut , tekanan
di sisi kanan sirkulasi dapat dinyatakan
dalam sentimeter.
Pemeriksaan.
Sering dikatakn
bahwa JVP hanya dapat diukur di vena jugularis interna (IJV). Sebenarnya tidak harus demikian. Vena jugularis exerna (EJV) mudah dilihat
sewaktu berjalan menuruni leher .
namun, perjalanan yang berkelok-kelok
mengisyaratkan bahwa gelombang denyut
tidak disalurkan secara cepat atau
langsung. Kerana itu IJV yang digunakan sebagai titik patokan.
Bagian tengah
atrium kanan terletak sekitar 5 cm dibawah
angulus sterni yang digunakan sebagai titik patokan.
JVP normal adalah sebagai patokan sekitar
8 cm darah (karenanya 3 cm diatas angulus sterni). Dengan pasien berbaring
diatas 45 derajat , batas atas denyut tepat bersembunyi dipangkal leher.
Karenanya, ini digunakan sebagai standar baku untuk ,mengukur JVP.
a.
Ingatlah, ini adalah jarak vertikal dari angulus sterni kebatas atas denyut yang harus diukur.
b.
Anda perlu menambah 5 cm ke angka yang
dihasilkan oleh JVP.
1.
Dengan pasien berbaring 45 derajat , perlihatkan
ekspos kiri.
2.
Minta pasien memutar kepala menjauhi anda (ke kiri
mereka ) dan pastikan bahwa otot leher melemas.
3.
Parhatikan JVP
dan ukuran jarak vertikal dari puncak
denyut ke angulus sterni.
Note : hasilnya sering dinyatakan dalam kata-kata “menigkat 3 cm” . perlu
diingat bahwa ini adalah JVP total 8
cm setelah menambah 5 cm ekstra yang
tidak diukur.
Posting Komentar