fans page penghisapan sekret

duyy

animasi bergerak gif

penghisapan sekret

|| || || Leave a komentar



Penghisapan Sekret
Penghisapan lendir merupakan salah satu komponen dari bronkial toilet untuk aspirasi sekret mukus pada klien dengan artificial airway. Dikutip dari rnhob.tri pod com/airway.htm (2007)
1. Pengertian penghisapan lendir

    Penghisapan lendir (suction) adalah tindakan membersihkan jalan napas melalui jalan napas buatan dengan mempergunakan kateter suction dan alat penghisap.
2. Tujuan penghisapan sekret
Tujuan penghisapan lendir (suction) adalah :
a.         Menjaga jalan napas tetap bebas
b.         Memperbaiki oksigenasi dan menurunkan beban kerja pernapasan
c.         Mengeluarkan akumulasi sekret trakeobronkial dengan menggunakan teknik steril
d.     Merangsang reflek batuk.
e.         Mencegah infeksi dan atelektasis
3. Indikasi penghisapan lendir (suction)
Indikasi penghisapan lendir (suction) diperlukan untuk :
a. Menjaga jalan napas tetap bersih (airway maintenence)
1)      Klien tidak mampu batuk efektif
2)      Di duga ada aspirasi.
b. Membersihkan jalan napas (bronchial toilet) bila ditemukan
1)      Pada auskultasi terdapat suara napas yang kasar, atau ada suara napas tambahan.
2)      Di duga ada sekret mukus di dalam sal napas.
3)      Minis menunjukkan adanya peningkatan beban ker a sistem pernapasan.
c.    Pengambilan spisies untuk pemeriksaan laboratorium.
d.        Sebelum dilakukan tindakan radiologis ulang untuk evaluasi.
e.         Untuk mengetahui kepatenan dari pipa endotrakeal.
4. Kontra Indikasi
Penghisapan lendir (suction) merupakan prosedur yang sangat diperlukan bagi klien dengan artificial airway. Kontra Indikasi dari tindakan tersebut bersifat relatif bagi klien yang mengalami reaksi kurang baik atau terjadi penurunan kondisi akibat dari tindakan penghisapan.
Bila prosedur tersebut diperlukan tidak ada kontra indikasi yang absolut, sebab jika tindakan penghisapan endotrakeal ini tidak dilakukan bisa timbul hipoksia yang berat, bahkan bisa terjadi kematian.
Kontra indikasi yang relatif dari penghisapan lendir (suction)pada kasus di bawah ini antara lain :
a.         Terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
b.         Bila sangat diperlukan penghisapan sekret maka harus diberi muscle relaxan terlebih dahulu, sehingga reflek batuk yang ditimbulkan akibat dari tindakan penghisapan bisa dihindari.
c.         Oedema paru dengan sputum pink frotty.
Jika diperlukan penghisapan maka tindakan ini dilakukan melalui elbow tanpa melepas tubing sirkuit dari artificial airway. Atau memakai cars penghisapan sistem tertutup, jika fasilitas ini memungkinkan.
d.        Pemberian PEEP yang tinggi.
Jika dilakukan penghisapan maka tidak boleh terlalu sering melepas tubing sirkuit dari artificial airway, jadi harus betul-betul sesuai             indikasi.
5. Persiapan alat
Dikutip dari rn.hob.tripod comp/airway.htm (2007) persiapan alat yang diperlukan sebelum melakukan penghisapan lendir (suction) sebagai berikut :
a.         Normal saline steril (Nacl 0,9 %)
b.         Alat penghisap
c.      Ambu bag / jacson rees yang disambung dengan 100 % 02
d.        Masker pelindung
e.         Sarung Langan steril
f.          Katheter penghisap Steril
6. Komplikasi
   Komplikasi yang dapat terjadi akibat penghisapan lendir (suction) sebagai berikut :
a.         Hipoksia / Hipoksemia
b.         Kerusakan mukosa bronkial atau trakeal
c.         Cardiac Arrest
d.        Arithmia
e.         Atelektasis
f.          Bronkokonstriksi / bronkospasme,
g.         Infeksi (pasien / petugas)
h.         Pendarahan dari pare
i.           Peningkatan tekanan intra kranial
j.           Hipotensi
k.         Hipertensi
7. Evaluasi
    Evaluasi dari hasil yang diharapkan setelah melakukan tindakan penghisapan lendir (suction) adalah
a.       Meningkatnya suara napas
b.      Menurunnya Peak Inspiratory Pressure, menurunnya ketegangan saluran pernapasan, meningkatnya dinamik campliance paru, meningkatnya tidal volume.
c.       Adanya peningkatan dari nilai arterial bloodgas, atau saturasi oksigen yang bisa dipantau dengan pulse oxymeter.
d.      Hilangnya sekret pulmonal.


D. Peran Perawat Terhadap Pelaksanaan Penghisapan Lendir
Menurut Hartshorn, et.al, (1997; hal 4) secara umum perawat ICU bertanggung jawab untuk seluruh keperawatan klien yang sakit di ICU maupun pada keluarganya yang memerlukan perawatan optimal. Secara khusus kegiatan keperawatan pasien kritis difokuskan pada penerimaan bermacam-macam data, memberikan informasi, mengambil tindakan berdasarkan riset keperawatan, monitoring klien secara kontinu untuk mendeteksi perubahan, bekerja secara kaloborasi dengan tim kesehatan yang lain, melakukan kegiatan secara proaktif untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan derajat kesehatan. Dalam kegiatan tersebut perawat harus menunjukkan sikap peduli, mengambil keputusan dalam masalah klinik keperawatan, sikap yang siap membantu dan berkaloborasi dengan tim kesehatan untuk membuat rencana perubahan kesehatan.
Melihat salah satu peran perawat ICU yaitu upaya untuk mencegah komplikasi maka penting sekali membantu klien yang diberikan terapi oksigen agar terhindar dari pneumonia akibat dari penggunaan alat tersebut. Upaya yang dapat dilaksanakan yaitu melakukan penghisapan sekret secara aseptis, sesuai prosedur dan berkesinambungan sesuai kebutuhan. Tindakan ini harus dilakukan oleh perawat agar tidak tejadi obstruksi jalan napas akibat penumpukan sekret. Berta mencegah kolonisasi kuman, sehingga proses peradangan bisa dihambat. Mengingat pentingnya penghisapan sekret dilakukan, dan akibat fatal yang bisa terjadi bila hal ini tidak dilaksanakan maka peran perawat ICU sebagai perencana dan pelaksana di dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan pelaksanaan penghisapan lendir sudah tidak diragukan lagi di dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan klien.


E. Suction Intra Tracheal (Penghisapan Lendir) Melalui Mulut
Dikutip dari SOP (Standard Operating Procedure) Ruang Perawatan Intensif (ICU) RSUD Ulin Banjarmasin (2007)
1. Pengertian
Penghisapan lendir melalui mulut ialah membersihkan jalan nafas bagian atas melalui mulut dengan menggunakan tekanan negatif.
2. Tujuan
a.       Membersihkan lendir dari jalan nafas.
b.      Mempertahankan jalan nafas yang bebas, pada pasien yang tidak mampu batuk.
c.       Mencegah infeksi jalan nafas.
3. Informasi Alat
a.       Digunakan teknik aseptik, cegah traumatik dan dikerjakan seefektif mungkin.
b.      Ganti tabung penampung lendir bila sudah penuh, atau setiap 24 jam.
c.       Tekanan Penghisap
1)      Untuk bayi                    60 — 100 mmHg.
2)      Untuk Anak                  100 — 120 mmHg.
3)      Untuk Dewasa              120 — 200 mmHg.
d. Lama penghisapan
1)      Untuk bayi/anak            5 — 10 detik.
2)      Untuk Dewasa              10 — 15 detik.
e. Selama penghisapan lendir melalui mulut, Oksigen nasal tetap diberikan.
4. Persiapan Alat
a. Alat penghisap.
b. Tabung penampung lendir yang telah diisi cairan antiseptik
c. Pips penghisap dari dinding ke tabung dengan warns hitam, panjang 95 cm dan dari tabung ke pasien, sebaiknya tembus cahaya dengan panjang 1,8 m dan terbuat dari plastik.
d. Seperangkat alat-alat yang terdiri dari
1)      1 buah kom kecil berisi cairan aquadest stern dan 1 buah kom kecil berisi larutan antiseptik (1 cc savlon yang dilarutkan dalam 200 cc air)
2)      Kateter penghisap
3)      Sarung tangan stern/disposable
4)      Tisu pembersih
5)      Spatel lidah/pipa oropharing (gudel)
e. Formulir pencatatan.
5. Pelaksanaan
a.       Cuci tangan.
b.      Jelaskan prosedur kepada pasien.
c.       Dekatkan alat-alat yang akan digunakan.                                        .
d.      Tutup gorden/pintu.
d.      Buat posisi semi "fowler" dengan kepala menghadap ke salah satu sisi.
e.       Hidupkan sumber penghisap dan atur tekanan yang dibutuhkan.
f.       Buka kateter pada bagian konektornya saja tanpa mengeluarkan kateter dari sarungnya.
g.      Pasang wrung tangan pada tangan yang dominan.
h.      Dengan tangan kiri ambil bekas bungkus wrung tangan tersebut dan letakkan di bawah dagu pasien.
i.        Ambil konektor kateter dengan menggunakan tangan kanan, sambungkan dengan slang dari sumber penghisap.
j.        Tangan kanan memegang kateter sedemikian rupa, sehingga ujung kateter berada antara ibu jari dan jari telunjuk.
1. Hisap kateter pada aquadest steril.
m.    Bila pasien sadar, anjurkan untuk membuka mulut. Bila pasien tidak sadar, buka mulut pasien dengan tangan kiri menarik dagu pasien ke bawah, gunakan spatel atau gudel.
n.         Masukkan kateter penghisap tanpa memberi hisapan terlebih dahulu melalui dinding pipa sebelah atas, ke dalam dan kemudian di hisap.
o.         Hisap lendir yang menumpuk pada rongga bawah ke depan dan ke bawah lidah.
p.      Bilas kateter penghisap dengan cairan aquadest steril.
q.      Beri waktu 2 3 menit untuk pasien rilek.
r.        Ulangi prosedur penghisapan jika lendir masih ada.
s.       Bila sudah bersih, putuskan hubungan kateter dengan slang penghisap, matikan somber penghisap.
t.          Rendam kateter penghisap pada kom yang sudah berisi cairan antiseptik. Kateter di ganti pada setiap pergantian dinar.
u.         Buka sarung tangan dari pergelangan tangan ke jari-jari tangan sehingga sarung tangan terbalik.
v.         Bersihkan mulut pasien dengan tisu pembersih.
w.       Kembalikan posisi pasien senyaman mungkin.
x.         Rapikan alas-alai dan kembalikan pada tempatnya.

y.         Catat jam dilakukan tindakan dan hal-hal yang istimewa yang teKiadi selama prosedur : Jumlah, warna, kepekatan, bau dan reaksi yang timbul.


/[ 0 komentar Untuk Artikel penghisapan sekret ]\

Posting Komentar